Minggu, 16 Desember 2012


 LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PLASTIK DARI SUSU

A. Tujuan
Membuat Plastik dari susu melalui proses koagulasi menggunakan  asam cuka

B.  Dasar Teori
         
Susu kaya akan protein dan lemak yang merupakan senyawa organik alami. Protein dan lemak merupakan makromolekul senyawa yang tersusun oleh monomer-monomer sehingga memiliki massa molekul relatif yang besar. Protein dalam susu merupakan makromolekul yang berupa koloid yang tersusun oleh medium pendispersi air dan medium terdispersi lemak serta emulgatornya protein kasein. Protein dalam susu jika di tambah asam cuka akan mengalami koagulasi dan dapat dibentuk lembatan seperti plastik dengan berbagai bentuk.

C.  Alat dan Bahan
Ø Beaker Glass
Ø Susu ( sapi, kedelai, non-fat, cair, dan full cream )
Ø Asam asetat
Ø Formalin
Ø Pemanas Spiritus
Ø Kertas saring
Ø Pengaduk
Ø Cekatan ( kaca arloji )

D.  Cara kerja
1)   Masukkan 15 mL susu kedalam beaker glass 100 mL.
2)   Lakukan pemanasan terhadap air susu dengan menggunakan bunsen spritus sampai susu mendidih ( satu letupan gelembung saja ).
3)   Tambahkan asam asetat sedikit demi sedikit sambil diaduk terus hingga terbentuk gumpalan .
4)   Saring gumpalan dengan kertas saring, kemudian masukkan gumpalan kedalam cetakkan.
5)   Tambahkan formalin secara merata diatas cetakkan.
6)   Tunggu sampai berubah menjadi plastik.
7)   Lakukan langkah 1 sampai 5 untuk jenis susu yang lain.
8)   Ulangi percobaan tetapi melalui pemanasan susu terlebih dahulu.
9)   Bandingkan semua plastik hasil percobaan yang terkait dengan kelenturan, kerapatan, dan teksturnya.

E.  Hasil Pengamatan
No
Hasil
Pengamatan
Jenis Susu
SAPI MURNI
KEDELAI
TP
DP
TP
DP
1.
Kelenturan
lentur
kaku


2.
Kerapatan
Sangat rapat
Kurang rapat


3.
Tekstur
halus
kasar



Keterangan: TP: Tanpa Pemanasan
                    DP: Dengan Pemanasan
F.     Pembahasan
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil bila koloid tersebut bermuatan positif atau bermuatan negatif. Jika muatan pada sistem koloid tersebut dilucuti dengan cara menetralkan muatannya, maka koloid tersebut menjadi tidak stabil lalu terkoagulasi (menggumpal). Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Penambahan Zat Elektrolit
Jika pada suatu koloid bermuatan ditambahkan zat elektrolit, maka koloid tersebut akan terkoagulasi. Contohnya seperti pada praktikum yang telah dilakukan diatas apabila susu bila ditambah asam asetat, maka susu akan menggumpal. Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk mengoagulasikan koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut.
a. Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contoh; koloid Fe(OH) 3 adalah koloid bermuatan positif, lebih mudah digumpalkan oleh H 2 SO 4 daripada HC1.
b. Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contoh; koloid As 2 S 3 adalah koloid bermuatan negatif, lebih mudah digumpalkan oleh BaCl 2 daripada NaCl
2) Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan
Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka kedua koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal itu disebabkan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi gumpalan. Contoh, campuran koloid Fe(OH) 3 dengan koloid As 2 S 3 .Selain koagulasi yang disebabkan adanya pelucutan muatan koloid, seperti di atas, ada lagi proses koagulasi dengan cara mekanik, yaitu melakukan pemanasan dan pengadukan terhadap suatu koloid. Contohnya, pembuatan lem kanji, sol kanji dipanaskan sampai membentuk gumpalan yang disebut lem kanji.
Asam Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan konsentrat susu. Asam cuka mengandung cuka dan garam sehingga bersifat asam.

G.    Pertanyaan
1)   Mengapa susu dapat digunakan sebagai plastik ?
Jawab : karena susu kaya akan protein dan lemak yang mana merupakan senyawa organik alami. Protein dalam susu merupakan makromolekul yang berupa koloid yang tersusun oleh medium pendispersi air dan medium terdispersi lemak serta emulgatornya protein kasein. Sehingga apabila dicampur dengan asam cuka akan mengalami koagulasi dan dapat dibentuk lembatan seperti plastik.

2)   Manakah kulitas plastik yang lebih baik, dengan pemanasan atau tanpa pemanasan ?
Jawab : menurut kami kualitas plastik yang lebih baik adalah yang dengan tanpa pemanasan, karena dengan melakukan pemanasan hasil akhirnya akan menjadi lebih padat, lentur, dan halus daripada plastik dengan pemanasan. Alasan lain bahwa pemanasan menyebabkan sebagian molekul yang ada pada susu dan asam cuka (CH3COOH) hilang sehingga tidak dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang yang merupakan unsur utama untuk membentuk plastik.
   

3)   Apakah kegunaan plastik dari susu ?
Jawab         :          
·         Untuk membungkus bahan makanan ataupun minuman yang bersifat ringan. Tapi plastik dari susu ini tidak dapat digunakan untuk membungkus makanan, minuman, atau hal-hal lain yang bersifat berat karena merupakan plastik organik yang agak rapuh.
·         Dibentuk sebagai hiasan atau aksesoris yang beraneka macam sesuai dengan bentuk cetakannya. Misalnya : membentuk aksesoris cinta dari plastik ini maka diperlukan cetakan yang berbentuk cinta. Jika menginginkan tampilan yang lebih menarik, bisa menggunakan susu cokelat ataupun ditambah dengan pewarna buatan.
·         Plastik dari susu tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti plastik-plastik sintetis lainnya yang berbahaya jika pemakaiannya salah atau tidak sesuai aturan.
·         Lebih ramah lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran karena merupakan plastik organik yang bersifat ringan.
·         Pembuatan plastik dari susu lebih mudah sehingga setiap orang dapat membuatnya.


H.    Kesimpulan

Berdasarkan percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa plastik dapat dibuat dari susu melalui proses koagulasi menggunakan asam cuka. Plastik yang dibuat dengan tanpa memanaskan susu sebelum ditambahkan asam cuka hasilnya lebih baik bila dibandingkan dengan pembuatan plastik dari  susu dengan pemanasan.




I.       Daftar Pustaka

David Miladi, Sahri. 2010. Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari. http://sahri.ohlog.com/sistem-koloid.cat3441.html diakses tanggal 31 Mei 2012

Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.


Kamis, 13 Desember 2012


Pemungutan Suara Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II Pemilos SMAN 2 Yogyakarta
MASKOT PEMILIHAN OSIS SMADA
Yogya, Kamis 1 November 2012 di Pendopo SMAN 2 Yogyakarta Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) di mulai pukul 10.00 WIB telah melaksanakan pemungutan suara Pemilihan Ketua Umum, Ketua I dan Ketua II Osis SMAN 2 Yogyakarta.

Pemungutan suara ini dilaksanakan di 3 TPS, di masing-masing TPS terdapat ; KPPS, Keamanan, Panwaslos dan 2 saksi dari guru kelas, serta alat kelengkapan di TPS yang terdiri dari Surat suara, Kotak Suara, Bilik Suara, Alat coblos, Tinta.


Pemilos ini diikuti oleh siswa klas X dan XI , jumlah DPT sebesar 841 siswa dengan hasil pemilos sebagai berikut :


Pasangan Ketua Umum dan Ketua I terpilih :
1. Joglam M. Iqbal dengan Dimas Aria Putra  J. Nomor urut 3 mendapatkan 420 suara sah atau 61,86 %.
2. Annisa Cahyaningsih dengan Ahmad Fikri D. Nomor Urut 1 mendapatkan 202 suara sah atau 29,75 %.
3. Adinda Rizka Fitri H. Dengan Hafizna Arsyil Fadhil Nomor Urut 2 mendapatkan 57 suara sah atau 8,39 %.

Ketua II terpilih :
1. Muhammad Ronaldo Nomor Urut 2 mendapatkan 258 suara sah atau 37,72 %.
2. 
Muhammad Sekar Aji Nomor Urut 3 mendapatkan 255 suara sah atau 37,28 %.
3. Fitria Tahta Maula Nomor Urut 1 mendapatkan 171 suara sah atau 25 %.


Tingkat partisipasi Pemilos sebesar 89,65 %.

KPU Kota Yogyakarta merasa bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan Perangkat lainnya yang telah melaksanakan dan menyelenggarakan Pemilos ini yang jurdil luber serta dapat dipertanggungjawabkan untuk pendidikan pemilu pada pemilih pemula di tingkat SMA di Kota Yogyakarta.
Perlu diketahui bahwa Pemilos SMAN 2 Yogyakarta ini baru pertama kali dilaksanakan dengan sistem pemilu tingkat SMA di Kota Yogyakarta, metode pembelajaran PKN telah diaplikasikan dan diimplementasikan dengan baik dan benar. 
Kita berharap semoga pemilos ini sebagai metode pembelajaran bagi pendidikan pemilih pemula yang pada saatnya pada Pemilu 2014 dapat menggunakan hak pilihnya dengan pilihan yang berkualitas, suaranya tidak dapat dibeli, dan ikut berpartisipasi menentukan masa depan bangsa.

Debat kandidat Pemilos SMAN 2 Yogyakarta

Yogyakarta, Selasa 30/10 2012, KPU Kota Yogyakarta yang diwakili oleh anggota Komisioner Bapak Titok Hariyanto, S.IP didampingi oleh Kasubbag. Teknis Pemilu dan Hupmas diundang oleh SMAN 2 Yogyakarta  untuk mengikuti Debat Kandidat Calon Ketua Umum dan Ketua I pada Pemilos SMAN 2 Yogyakarta yang sangat meriah diikuti dan didukung oleh segenap guru dan siswa sekolah.



Pelaksanaan Pemilos SMAN 2 Yogyakarta di halaman tengah sekolah dengan penyelenggara dari Musyawarah Perwakilan Kelas (MPK) yang dipimpin oleh Riando Elang Desilva siswa klas XI IPA 1 didampingi dari guru PKN Ibu Dra. Listiyarni, M.Pd dan Bapak Drs. Bambang Priyo Sukonto. Syarat menjadi kandidat bagi Ketua Umum harus masuk ranking 1 sd. 10 dikelasnya dan Ketua I harus masuk dalam ranking sd. 20 di kelasnya serta semua kandidat dalam orasinya diharuskan menggunakan 3 bahasa yaitu bahasa Indonesia, Inggris dan Jawa.

Pemilos ini diikuti oleh 3 (tiga) pasangan kandidat dengan nomor urut pasangan sebagai berikut :1. Anisa Cahyaningsih-kelas XI IPA 2 dengan Ahmad Fikri Danurdora-kelas XI IPA 1.2. Adinda Rizka - kelas XI IPA 5 dengan Hafizna Arsyil - kelas XI IPA 4.3. Muh. Joglam Iqbal - kelas XI IPA 5 dengan Dimas Aria Putra - kelas XI IPA 4.

Bapak Titok Hariyanto, S.IP mewakili KPU Kota Yogyakarta dalam pengarahannya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi positif serta mendukung adanya pemilos ini, dan mengamanatkan pada kandidat terpilih agar dapat mewujudkan visi dan misi serta aspirasi semua siswa untuk mewujudkan nasionalisme siswa. 

SMAN 2 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Bener Tegalrejo Yogyakarta dengan Kepala Sekolah Bapak Drs. Bashori Muhammad, MM didampingi guru sebanyak 55 orang, dan jumlah siswa sebanyak 856 siswa akan mengadakan pencoblosan Pemilos pada hari Kamis tanggal 1 November 2012 dimulai pukul 10.00 WIB dengan sistem 3 TPS yang akan diikuti oleh Pemilih dari Kelas XI dan Kelas XII dan sebagian kelas X.

Diharapkan SMA ataupun SMK di Kota Yogyakarta dapat melaksanakan pemilos untuk mengimplementasikan pemilu dalam forum sekolah.

Semoga Pemilos SMAN 2 Yogyakarta ini berhasil menjadi pemacu dan pemicu integritas anak bangsa yang berkarakter nasionalisme, berbudaya dan bertanggung jawab, serta anti Korupsi. 

Laporan Endoterm dan Eksoterm


Laporan Praktikum Kimia


Disusun oleh :
Riando Elang Desilva
XI IPA 1 / 09


Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Yogyakarta
2012


PERCOBAAN I
A.                Tujuan
Menguji reaksi eksoterm dan reaksi endoterm

B.                 Dasar Teori
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Contoh Eksoterm: membakar minyak tanah di kompor minyak dan nyala api unggun.
Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh Endoterm: asimilasi dan fotosintesis.
   
Pada reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu perubahan entalpinya (ΔH) bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm: ΔH = Hp –Hr < 0 (negatif) 
Pada reaksi endoterm,sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ΔH = Hp –Hr > 0 (positip)

C.                Alat dan Bahan
2 buah tabung reaksi
2 buah thermometer
Spatula
Larutan HCl 2M
Pita Magnesium
Kristal Ba(OH)2. 8H2
Kristal ammonium klorida

D.                Cara kerja
1.      Masukkan 3 ml larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam sebuah tabung reaksi, kemudian tambahkan 4 cm potongan pita magnesium amati perubahan yang terjadi dan ukur suhu akhir.
2.      Masukkan Kristal Barium hidroksida (Ba(OH)2. 8H2) sebanyak 2 spatula, tambahkan Kristal amoonium klorida (NH4Cl) sebanyak 2 spatula aduk campuran tersebut kemudian tutuplah dengan gabus, pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan beberapa saat buka tabung dan cium bau yang timbul catat pengamatan anda.

E.                 Data Pengamatan
NO
Sistem Reaksi
Pengamatan suhu reaksi
Reaktan 1
Reaktan 2
Tambah Dingin
Tambah Panas
1
HCl
Pita Magnesium

2
Ba(OH)2. 8H2
NH4Cl







Catatan : Reaksi antara HCl dan Pita magnesium mempunyai suhu awal 41˚C dan suhu akhir 31˚C.

F.                 Pembahasan
Percobaan 1
Hasil yang didapatkan dari percobaan 1 mengacu pada reaksi endoterm. Karena dari teori yang telah kita pelajari bahwa reaksi endoterm memiliki ciri-ciri salah satunya adalah suhu sistem meningkat dan suhu lingkungan menurun. Pada percobaan 1 diperoleh bahwa suhu sistemnya mengalami peningkatan. Dan juga pada percobaan ini kalor diterima dari lingkungan ke sistem yang menyebabkan suhunya menjadi panas. (ΔH = +)

Percobaan 2
Dilihat dari reaksi yang ditimbulkan dari percobaan 2 ini, dapat dikatakan reaksi eksoterm karena kalor dilepaskan dari sistem ke lingkungan yang mana suhu dalam tabung reaksipun menjadi dingin.
(ΔH = -)

G.                Pertanyaan
1.       Apakah system dari percobaan diatas?
Jawab: Reaksi antara HCl + Pita Magnesium dan Reaksi antara Ba(OH)2. 8H2 + NH4Cl
2.      Apakah lingkungannya?
Jawab : Tabung reaksi
3.      Tergolong reaksi eksoterm atau endoterm percobaan diatas. Tuliskan persamaan termokimianya.
Jawab : 2HCl (aq) + Mg (s)        H2 (g) + MgCl2 (l)          H = (-) Eksoterm
 Ba(OH)2. 8H2 + NH4Cl (s)         BaCl2 (s) +9H2o (l) + NH3 (g )                      
       H = (+) Endoterm

H.                Kesimpulan
Reaksi kimia yang melibatkan penyerapan kalor disebut reaksi endoterm. Perubahan entalpi (ΔH) berharga positif (+), sedangkan reaksi kimia yang melibatkan pelepasan kalor disebut reaksi eksoterm. perubahan entalpi (ΔH) berharga negatif (-).
Dari percobaan diatas yang termasuk reaksi eksoterm adalah 2HCl (aq) + Mg (s)        H2 (g) + MgCl2 

Sedangkan reaksi endoterm adalah Ba(OH)2. 8H2 + NH4Cl (s)         BaCl2 (s) +9H2o (l) + NH3 (g )                      
PERCOBAAN II
A.                Tujuan

Penentuan perubahan entalpi reaksi netralisasi. Pada percobaan ini akan ditentukan perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium hidroksida dan larutan asam klorida 1 mol air.

B.                 Dasar Teori

Perubahan entalpi netralisasi (ΔHn ) : perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol air dari reaksi asam dan basa
 NaOH(aq) + HCl(aq) →NaCl(aq) + H O(l)                                                   
 ΔHn= - 55,90 kJ mol-1
Reaksi netralisasi bersifat eksotermik. Pada reakksi asam kuatt dan basa kuat yang menghasilkan endapan akan membebaskan kalor jauh lebih besar daripada pada reaksi asam lemah dengan basa lemah. 
Adapun urutannya:
(ΔHn ) asam kuat dan basa kuat, menghasilkan endapan > (ΔHn ) asam kuat dan basa kuat   > (ΔHn ) salah satu lemah  > (ΔHn) asam lemah dan basa lemah Pada asam lemah/basa lemah diperlukan energi untuk berdisosiasi.

C.                Alat dan Bahan

Satu set kalori meter sederhana
2 buah gelas kimia 100mL
Gelas ukur 100 mL
1 buah thermometer
50 mL larutan NaOH 1 M
50 mL larutan HCl 1 M

D.                Cara kerja

1.      Ambil dua buah gelas ukur 100mL isilah masing-masing dengan 50 mL larutan NaOH 1M dan 50 mL larutan HCl 1 M, lalu ukurlah suhu kedua larutan.
2.      Masukkan kedua larutan kedalam wadah calorimeter tutup rapat dan amati kenaikan suhu reaksi catat suhu optimal reaksi.

E.                 Tabel Pengamatan
Pengukuran
50 mL NaOh 1 M
50 mL HCl 1M
Campuran
Keterangan
Suhu
31 ˚C
31˚C
35˚C
Terjadi kenaikan suhu

F.                 Pembahasan

Berdasarkan praktikum diatas kalor yang berpindah dari system kedalam lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama dengan suhu kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (rata-rata)
q larutan          = m c
= T1 ­- T2
q reaksi            = -q larutan




G.                Pertanyaan
1.      Berapa massa campuran jika berat jenis campuran sama dengan berat jenis air = 1 gram/mL?
Jawab:

                  1 g/mL = m
                                 100 mL
                  100 gram = massa
2.      Hitunglah kalor yang dihasilkan dari reaksi penetralan 50 ml asam klorida 1 M dengan 50 mL NaOH 1M?
Jawab:
Q= m.c. ΔT             untuk 50 mmol
   = 100 g. 4,2 J/g˚C.4 ˚C
   = 1680 J / 50 mmol
   = 1680 J x 1000
                              50
            50 x 1000
                50
       Q =  33.600 J              = 33,6 J/ mol
                1000 mol
3.      Hitunglah kalor penetralan NaOH
Jawab: 1680 J / 50 mmol = 1  mol
                                            20
1680 J      x 20
             50 mmol    20
          = 3360 J
             1 mol
          = - 33,6 kJ/mol

H.                Kesimpulan

Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju reaksinya. Perubahan kalor pada suatu zat atau system di tentukan oleh perubhan suhu, masa zat dan kalor jenis, kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k. Menghitung banyaknya kalor yang dibebaskan atau diserap berdasarkan suhu pada larutan yang masa dan kapasitas panas bahan kalori ternyata ditentukan.



PERCOBAAN III
A.                Tujuan
 Menentukan Kalor pembakaran (   Hc  ) etanol
B.                 Dasar Teori
Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh pembakaran 1 mol unsure atau senyawa diberi symbol ∆Hc (C=Combustion).
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor didefinisikan sebagai sebagai energy panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar. Begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya suatu kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jeni zat(kalor jenis), perubahan suhu (purnomo 2008).
Reaksi suatu  zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran.  Zat yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belereng, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut.  Pembakaran dikatakan sempurna apabila :

Karbon  (C) terbakar menjadi CO2
Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O
Belereng (S) terbakar menjadi SO2



C.                 Alat dan Bahan

Satu buah gelas kimia 500 mL
Kaki tiga
Kasa
Pembakar spiritus kosong
Termometer
Pengaduk
Etanol
Aquades

D.                Cara kerja
1.      Timbang pembakar spiritus bersumbu dan kosong lalu isi dengan etanol sampai terisi separoh dan timbang kembali serta catat massanya.
2.      Isi gelas kimia 500 mL dengan 300 mL aquades lalu letakkan diatas kasa berkaki tiga ukur suhu air sebelum pemanasan.
3.      Nyalakan Pembakar spritus lalu gunakan untuk memanaskan air dalam gelas kimia sekitar 5 menit sambil di aduk.
4.      Catat pengamatan suhu akhir.
5.      Timbang kembali pembakar spritus setelah digunakan pemanas.

E.                 Tabel Pengamatan
Massa (gram)
Suhu (˚C)


pembakar spiritus kosong
pembakar spiritus berisi
pembakar spiritus
air sebelum pemanasan
air sesudah pemanasan

114,5
159,8
158,55
30
38



F.                 Pembahasan

Dari hasil praktikum dan analisis data diatas, yang dilakukan pada praktikum kalor pembakaran pada spiritus dengan penentuan mencari kalor pembakaran spiritus. Kalor pembakaran spiritus, ditentukan massa spiritus dengan cara ditimbang sebelum terjadi pembakaran, massa spiritus 159,8 gram sedangkan pembakar spiritus kosong mempunyai massa 114,5 gram dan massa pembakar spiritus adalah 158,55 gram.. Pada proses kalor pembakaran air, suhu air sebelu pemanasan adalah 30˚C dan terjadi kenaikan suhu sebesar 8˚C yang menyebabkan suhu air sesudah pemanasan beruabah menjadi 38˚C.

G.                Pertanyaan
1.      Berapa massa etanol yang terbakar?
Jawab : 159,8 gram – 158,55 gram = 1,25 gram
2.      Berapa suhu yang diserap air?
Jawab: 38˚C-30˚C = 8˚C
3.      Berapa kalor pembakaran etanol?
Jawab: q = m.c.    T
                  Mr c2H5OH
              =  m.c.    T
                     46
                    1,25
               = m.c.    T     1,25 x 46
                                      46     1,25
              = 300 gram . 4,2 J/gram ˚C . 8 ˚C
             q = 370,944 J
            Hc  = - 370,944 J

H.                Kesimpulan

Pada kalor pembakaran spiritus dapat disimpulkan, terjadi pelepasan kalor dalam satu mol dengan melepaskan - 370,944 J, untuk memanaskan 300 mL aquades air agar terjadi kenaikan suhu menjadi 380C.     



DAFTAR PUSTAKA