LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN PLASTIK DARI SUSU
A. Tujuan
Membuat Plastik dari susu melalui proses koagulasi
menggunakan asam cuka
B. Dasar
Teori
Susu kaya akan
protein dan lemak yang merupakan senyawa organik alami. Protein dan lemak
merupakan makromolekul senyawa yang tersusun oleh monomer-monomer sehingga
memiliki massa molekul relatif yang besar. Protein dalam susu merupakan
makromolekul yang berupa koloid yang tersusun oleh medium pendispersi air dan
medium terdispersi lemak serta emulgatornya protein kasein. Protein dalam susu
jika di tambah asam cuka akan mengalami koagulasi dan dapat dibentuk lembatan
seperti plastik dengan berbagai bentuk.
C. Alat
dan Bahan
Ø Beaker Glass
Ø Susu ( sapi, kedelai, non-fat, cair, dan
full cream )
Ø Asam asetat
Ø Formalin
Ø Pemanas Spiritus
Ø Kertas saring
Ø Pengaduk
Ø Cekatan ( kaca arloji )
D. Cara
kerja
1)
Masukkan
15 mL susu kedalam beaker glass 100 mL.
2)
Lakukan
pemanasan terhadap air susu dengan menggunakan bunsen spritus sampai susu mendidih
( satu letupan gelembung saja ).
3)
Tambahkan
asam asetat sedikit demi sedikit sambil diaduk terus hingga terbentuk gumpalan
.
4)
Saring
gumpalan dengan kertas saring, kemudian masukkan gumpalan kedalam cetakkan.
5)
Tambahkan
formalin secara merata diatas cetakkan.
6)
Tunggu
sampai berubah menjadi plastik.
7)
Lakukan
langkah 1 sampai 5 untuk jenis susu yang lain.
8)
Ulangi
percobaan tetapi melalui pemanasan susu terlebih dahulu.
9)
Bandingkan
semua plastik hasil percobaan yang terkait dengan kelenturan, kerapatan, dan
teksturnya.
E. Hasil
Pengamatan
No
|
Hasil
Pengamatan
|
Jenis Susu
|
|||
SAPI MURNI
|
KEDELAI
|
||||
TP
|
DP
|
TP
|
DP
|
||
1.
|
Kelenturan
|
lentur
|
kaku
|
|
|
2.
|
Kerapatan
|
Sangat rapat
|
Kurang rapat
|
|
|
3.
|
Tekstur
|
halus
|
kasar
|
|
|
Keterangan: TP: Tanpa
Pemanasan
DP: Dengan
Pemanasan
F. Pembahasan
Koagulasi adalah proses penggumpalan
partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini terjadi akibat tidak stabilnya
sistem koloid. Sistem koloid stabil bila koloid tersebut bermuatan positif atau
bermuatan negatif. Jika muatan pada sistem koloid tersebut dilucuti dengan cara
menetralkan muatannya, maka koloid tersebut menjadi tidak stabil lalu
terkoagulasi (menggumpal). Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut.
1) Penambahan Zat Elektrolit
Jika pada suatu koloid bermuatan ditambahkan zat elektrolit,
maka koloid tersebut akan terkoagulasi. Contohnya seperti pada praktikum yang
telah dilakukan diatas apabila susu bila ditambah asam asetat, maka susu akan
menggumpal. Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk
mengoagulasikan koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut.
a. Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh
elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contoh; koloid Fe(OH) 3
adalah koloid bermuatan positif, lebih mudah digumpalkan oleh H 2 SO
4 daripada HC1.
b. Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh
elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contoh; koloid As 2
S 3 adalah koloid bermuatan negatif, lebih mudah digumpalkan oleh
BaCl 2 daripada NaCl
2) Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan
Bila dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, maka kedua
koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal itu disebabkan kedua koloid saling
menetralkan sehingga terjadi gumpalan. Contoh, campuran koloid Fe(OH) 3
dengan koloid As 2 S 3 .Selain koagulasi yang disebabkan
adanya pelucutan muatan koloid, seperti di atas, ada lagi proses koagulasi
dengan cara mekanik, yaitu melakukan pemanasan dan pengadukan terhadap suatu
koloid. Contohnya, pembuatan lem kanji, sol kanji dipanaskan sampai membentuk
gumpalan yang disebut lem kanji.
Asam
Cuka berfungsi untuk mengedapkan atau memisahkan air dengan konsentrat susu. Asam cuka mengandung
cuka dan garam sehingga bersifat asam.
G. Pertanyaan
1)
Mengapa
susu dapat digunakan sebagai plastik ?
Jawab : karena
susu kaya akan protein dan lemak yang mana merupakan senyawa organik alami.
Protein dalam susu merupakan makromolekul yang berupa koloid yang tersusun oleh
medium pendispersi air dan medium terdispersi lemak serta emulgatornya protein
kasein. Sehingga apabila dicampur dengan asam cuka akan mengalami koagulasi dan
dapat dibentuk lembatan seperti plastik.
2)
Manakah
kulitas plastik yang lebih baik, dengan pemanasan atau tanpa pemanasan ?
Jawab
: menurut kami kualitas plastik yang lebih baik adalah yang
dengan tanpa pemanasan, karena dengan melakukan pemanasan hasil akhirnya
akan menjadi lebih padat, lentur, dan halus
daripada plastik dengan pemanasan. Alasan lain bahwa pemanasan
menyebabkan sebagian molekul yang ada pada susu dan asam cuka (CH3COOH)
hilang sehingga tidak dapat membentuk rantai karbon yang sangat panjang yang
merupakan unsur utama untuk membentuk plastik.
3)
Apakah
kegunaan plastik dari susu ?
Jawab :
·
Untuk membungkus bahan
makanan ataupun minuman yang bersifat ringan. Tapi plastik dari susu ini tidak
dapat digunakan untuk membungkus makanan, minuman, atau hal-hal lain yang
bersifat berat karena merupakan plastik organik yang agak rapuh.
·
Dibentuk sebagai hiasan
atau aksesoris yang beraneka macam sesuai dengan bentuk cetakannya. Misalnya :
membentuk aksesoris cinta dari plastik ini maka diperlukan cetakan yang
berbentuk cinta. Jika menginginkan tampilan yang lebih menarik, bisa
menggunakan susu cokelat ataupun ditambah dengan pewarna buatan.
·
Plastik dari susu tidak
menimbulkan bahaya bagi kesehatan seperti plastik-plastik sintetis lainnya yang
berbahaya jika pemakaiannya salah atau tidak sesuai aturan.
·
Lebih ramah lingkungan
dan tidak menimbulkan pencemaran karena merupakan plastik organik yang bersifat
ringan.
·
Pembuatan plastik dari
susu lebih mudah sehingga setiap orang dapat membuatnya.
H. Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan dapat diperoleh kesimpulan bahwa plastik dapat dibuat dari susu
melalui proses koagulasi menggunakan asam cuka. Plastik yang dibuat dengan tanpa memanaskan susu sebelum ditambahkan asam
cuka hasilnya lebih baik bila dibandingkan dengan pembuatan plastik dari susu dengan
pemanasan.
I. Daftar Pustaka
David Miladi,
Sahri. 2010. Koloid dalam Kehidupan Sehari-Hari. http://sahri.ohlog.com/sistem-koloid.cat3441.html diakses tanggal 31 Mei 2012
Purba, Michael. 2006. Kimia
untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga.