Laporan
Praktikum Kimia
Disusun oleh :
Riando
Elang Desilva
XI IPA 1 / 09
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Yogyakarta
2012
PERCOBAAN I
A.
Tujuan
Menguji reaksi eksoterm
dan reaksi endoterm
B.
Dasar
Teori
Reaksi
endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh Endoterm: asimilasi dan
fotosintesis.
Pada
reaksi eksoterm, kalor mengalir dari sistem ke lingkungan sehingga entalpi
sistem akan berkurang, artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil dari
pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu perubahan entalpinya
(ΔH) bertanda negatif.
Reaksi
Eksoterm: ΔH = Hp –Hr < 0 (negatif)
Pada
reaksi endoterm,sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar dari pada entalpi
pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH) bertanda
positif.
Reaksi
Endoterm: ΔH = Hp –Hr > 0 (positip)
C.
Alat
dan Bahan
2 buah tabung reaksi
2 buah thermometer
Spatula
Larutan HCl 2M
Pita Magnesium
Kristal Ba(OH)2. 8H2
Kristal ammonium
klorida
D.
Cara
kerja
1. Masukkan
3 ml larutan asam klorida (HCl) 2 M ke dalam sebuah tabung reaksi, kemudian
tambahkan 4 cm potongan pita magnesium amati perubahan yang terjadi dan ukur
suhu akhir.
2. Masukkan
Kristal Barium hidroksida (Ba(OH)2.
8H2)
sebanyak 2 spatula, tambahkan Kristal amoonium klorida (NH4Cl) sebanyak 2
spatula aduk campuran tersebut kemudian tutuplah dengan gabus, pegang tabung
itu dan rasakan suhunya. Biarkan beberapa saat buka tabung dan cium bau yang
timbul catat pengamatan anda.
E.
Data
Pengamatan
NO
|
Sistem
Reaksi
|
Pengamatan
suhu reaksi
|
||
Reaktan
1
|
Reaktan
2
|
Tambah
Dingin
|
Tambah
Panas
|
|
1
|
HCl
|
Pita
Magnesium
|
√
|
|
2
|
Ba(OH)2.
8H2
|
NH4Cl
|
√
|
|
Catatan : Reaksi antara
HCl dan Pita magnesium mempunyai suhu awal 41˚C dan suhu akhir 31˚C.
F.
Pembahasan
Percobaan
1
Hasil
yang didapatkan dari percobaan 1 mengacu pada reaksi endoterm. Karena dari
teori yang telah kita pelajari bahwa reaksi endoterm memiliki ciri-ciri salah
satunya adalah suhu sistem meningkat dan suhu lingkungan menurun. Pada
percobaan 1 diperoleh bahwa suhu sistemnya mengalami peningkatan. Dan juga pada
percobaan ini kalor diterima dari lingkungan ke sistem yang menyebabkan suhunya
menjadi panas. (ΔH = +)
Percobaan 2
Dilihat dari reaksi yang ditimbulkan dari percobaan 2
ini, dapat dikatakan reaksi eksoterm karena kalor dilepaskan dari sistem ke
lingkungan yang mana suhu dalam tabung reaksipun menjadi dingin.
(ΔH = -)
G.
Pertanyaan
1. Apakah system dari percobaan diatas?
Jawab: Reaksi antara
HCl + Pita Magnesium dan Reaksi antara Ba(OH)2. 8H2 + NH4Cl
2. Apakah lingkungannya?
Jawab : Tabung reaksi
3. Tergolong
reaksi eksoterm atau endoterm percobaan diatas. Tuliskan persamaan
termokimianya.
Jawab : 2HCl (aq) + Mg
(s) H2 (g) + MgCl2 (l) H = (-) Eksoterm
Ba(OH)2. 8H2 + NH4Cl (s) BaCl2 (s) +9H2o (l) + NH3 (g )
H = (+) Endoterm
H.
Kesimpulan
Reaksi kimia
yang melibatkan penyerapan kalor disebut reaksi endoterm. Perubahan entalpi (ΔH) berharga
positif (+), sedangkan reaksi kimia yang melibatkan pelepasan kalor disebut
reaksi eksoterm. perubahan entalpi (ΔH) berharga negatif (-).
Dari percobaan diatas yang termasuk reaksi eksoterm adalah 2HCl
(aq) + Mg (s) H2 (g) + MgCl2
PERCOBAAN
II
A.
Tujuan
Penentuan
perubahan entalpi reaksi netralisasi. Pada percobaan ini akan ditentukan
perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium hidroksida dan larutan
asam klorida 1 mol air.
B.
Dasar
Teori
Perubahan
entalpi netralisasi (ΔHn ) : perubahan entalpi pada pembentukan 1 mol air dari
reaksi asam dan basa
NaOH(aq) + HCl(aq) →NaCl(aq) + H O(l)
ΔHn= - 55,90 kJ mol-1
Reaksi
netralisasi bersifat eksotermik. Pada reakksi asam kuatt dan basa kuat yang menghasilkan
endapan akan membebaskan kalor jauh lebih besar daripada pada reaksi asam lemah
dengan basa lemah.
Adapun
urutannya:
(ΔHn
) asam kuat dan basa kuat, menghasilkan endapan > (ΔHn ) asam kuat dan basa
kuat > (ΔHn ) salah satu lemah > (ΔHn) asam lemah dan basa lemah Pada
asam lemah/basa lemah diperlukan energi untuk berdisosiasi.
C.
Alat
dan Bahan
Satu
set kalori meter sederhana
2
buah gelas kimia 100mL
Gelas
ukur 100 mL
1
buah thermometer
50
mL larutan NaOH 1 M
50
mL larutan HCl 1 M
D.
Cara
kerja
1.
Ambil dua buah gelas
ukur 100mL isilah masing-masing dengan 50 mL larutan NaOH 1M dan 50 mL larutan
HCl 1 M, lalu ukurlah suhu kedua larutan.
2.
Masukkan kedua larutan
kedalam wadah calorimeter tutup rapat dan amati kenaikan suhu reaksi catat suhu
optimal reaksi.
E.
Tabel
Pengamatan
Pengukuran
|
50
mL NaOh 1 M
|
50
mL HCl 1M
|
Campuran
|
Keterangan
|
Suhu
|
31
˚C
|
31˚C
|
35˚C
|
Terjadi kenaikan suhu
|
F.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum diatas kalor yang berpindah dari
system kedalam lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama
dengan suhu kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan (rata-rata)
q larutan =
m c
= T1 - T2
q reaksi
= -q larutan
G.
Pertanyaan
1. Berapa massa campuran jika berat
jenis campuran sama dengan berat jenis air = 1 gram/mL?
Jawab:
1
g/mL = m
100 mL
100
gram = massa
2. Hitunglah kalor yang dihasilkan dari
reaksi penetralan 50 ml asam klorida 1 M dengan 50 mL NaOH 1M?
Jawab:
Q= m.c. ΔT untuk 50 mmol
=
100 g. 4,2
J/g˚C.4 ˚C
= 1680 J / 50 mmol
= 1680 J x 1000
50
50 x 1000
50
Q = 33.600 J =
33,6 J/ mol
1000
mol
3.
Hitunglah kalor penetralan NaOH
Jawab: 1680 J / 50 mmol = 1
mol
20
1680 J x 20
50 mmol
20
= 3360 J
1 mol
=
- 33,6 kJ/mol
H.
Kesimpulan
Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya
bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature
reaksi makin cepat laju reaksinya. Perubahan kalor pada suatu zat atau system
di tentukan oleh perubhan suhu, masa zat dan kalor jenis, kalor jenis adalah
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram zat setinggi 1 k. Menghitung
banyaknya kalor yang dibebaskan atau diserap berdasarkan suhu pada larutan yang
masa dan kapasitas panas bahan kalori ternyata ditentukan.
PERCOBAAN III
A.
Tujuan
Menentukan Kalor pembakaran ( Hc )
etanol
B.
Dasar
Teori
Kalor pembakaran adalah kalor yang
dilepaskan atau diserap oleh pembakaran 1 mol unsure atau senyawa diberi symbol
∆Hc (C=Combustion).
Kalor adalah suatu bentuk energi
yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu
atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran
dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas
baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor didefinisikan sebagai sebagai
energy panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya
kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut.
Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar. Begitu
juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari
hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya suatu kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jeni
zat(kalor jenis), perubahan suhu (purnomo 2008).
Reaksi suatu zat dengan
oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur
karbon, hidrogen, belereng, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut.
Pembakaran dikatakan sempurna apabila :
Karbon (C) terbakar menjadi CO2
Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O
Belereng (S) terbakar menjadi SO2
C.
Alat dan Bahan
Satu buah gelas kimia
500 mL
Kaki tiga
Kasa
Pembakar spiritus
kosong
Termometer
Pengaduk
Etanol
Aquades
D.
Cara
kerja
1. Timbang
pembakar spiritus bersumbu dan kosong lalu isi dengan etanol sampai terisi
separoh dan timbang kembali serta catat massanya.
2. Isi
gelas kimia 500 mL dengan 300 mL aquades lalu letakkan diatas kasa berkaki tiga
ukur suhu air sebelum pemanasan.
3. Nyalakan
Pembakar spritus lalu gunakan untuk memanaskan air dalam gelas kimia sekitar 5
menit sambil di aduk.
4. Catat
pengamatan suhu akhir.
5. Timbang
kembali pembakar spritus setelah digunakan pemanas.
E.
Tabel
Pengamatan
Massa
(gram)
|
Suhu
(˚C)
|
||||
pembakar
spiritus kosong
|
pembakar
spiritus berisi
|
pembakar
spiritus
|
air
sebelum pemanasan
|
air
sesudah pemanasan
|
|
114,5
|
159,8
|
158,55
|
30
|
38
|
F.
Pembahasan
Dari hasil praktikum dan analisis data diatas, yang
dilakukan pada praktikum kalor pembakaran pada spiritus dengan penentuan
mencari kalor pembakaran spiritus. Kalor pembakaran spiritus, ditentukan massa
spiritus dengan cara ditimbang sebelum terjadi pembakaran, massa spiritus 159,8
gram sedangkan pembakar spiritus kosong mempunyai massa 114,5 gram dan massa
pembakar spiritus adalah 158,55 gram.. Pada proses kalor pembakaran air, suhu
air sebelu pemanasan adalah 30˚C dan terjadi kenaikan suhu sebesar 8˚C yang
menyebabkan suhu air sesudah pemanasan beruabah menjadi 38˚C.
G.
Pertanyaan
1. Berapa
massa etanol yang terbakar?
Jawab : 159,8 gram –
158,55 gram = 1,25 gram
2. Berapa
suhu yang diserap air?
Jawab: 38˚C-30˚C = 8˚C
3. Berapa
kalor pembakaran etanol?
Jawab: q = m.c. T
Mr c2H5OH
= m.c.
T
46
1,25
= m.c. T 1,25 x 46
46 1,25
= 300 gram . 4,2
J/gram ˚C
. 8 ˚C
q = 370,944 J
Hc = - 370,944 J
H.
Kesimpulan
Pada kalor pembakaran
spiritus dapat disimpulkan, terjadi pelepasan kalor dalam satu mol dengan
melepaskan - 370,944 J, untuk memanaskan 300 mL aquades air agar terjadi
kenaikan suhu menjadi 380C.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar