TEKS
PIDATO
Selamat
pagi,
Salam
sejahtera bagi kita semua,
Yang
terhormat Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Bapak Drs. Edy Heri Suasana,
M.Pd. , yang kami hormati bapak ibu guru sekolah menengah atas se-Kota
Yogyakarta serta seluruh perwakilan siswa sekolah menengah atas se-Kota
Yogyakarta yang kami banggakan.
Marilah
kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia
yang telah diberikan, sehingga pada pagi hari ini kita dapat berkumpul dan
menghadiri acara gelar pertemuan siswa dan guru sekolah menengah atas
se-KotaYogyakarta tahun 2012.
Tidak
lupa, terima kasih kami sampaikan kepada pembawa acara yang telah memberikan waktu
dan tempat kepada kami selaku siswa dan siswi sekolah menengah atas se-Kota
Yogyakarta. Terima kasih juga kami sampaikan kepada hadirin untuk mengahadiri
acara gelar pertemuan siswa dan guru sekolah menengah atas se-Kota Yogyakarta
tahun 2012.
Hadirin
yang berbahagia, akhir-akhir ini kita merasa tidak asing dengan berbagai kabar
yang diliput di bebagai media informasi yaitu tentang tawuran pelajar yang
semakin hari semakin marak terjadi. Maraknya kasus tawuran antar pelajar
menjadi salah satu debu kotor yang menghiasa bingkai kelam mengenai sistem
pendidikan di Indonesia ini yang lama terlelap dari peristiharatan panjangnya.
Tawuran pelajar itu seharusnya menjadi cambuk bagi semua komponen yang
bertanggung jawab terhadap aksi tersebut. Pelajar yang mempunyai tugas utama
menuntut ilmu di bangku sekolah kini telah berubah. Bermodalkan fisik dan
keberanian yang besar layaknya seekor harimau yang siap menerkam mangsanya,
kini tunas muda harapan bangsa semakin nekat dan brutal melakukan tawuran yang
tidak ada artinya itu. Dengan membawa nama almamater sekolah masing-masing,
mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raga mereka demi kehormatan palsu yang
mereka anggap sebagai kemenangan abadi. Jika memang akan membawa nama almamater,
kenapa harus dengan tawuran?. Tawuran tidak akan membuat nama sekolah menjadi
disegani, tawuran tidak akan membela nama sekolah. Lagipula sekolah tidak butuh
semua itu, sekolah hanya butuh untuk diharumkan bukan dibela. Jikalau ada
sesuatu permasaahan yang harus diselesaikan, apakah harus menggunakan fisik
untuk menjadikan semua masalah selesai? Apakah dengan fisik akan membuat
kepuasan pribadi?. Pertanyaan itu menjadi tanda tanya besar dalam diri kita
masing-masing sebagai kaum terpelajar yang mempunyai etika dan sopan santun
dalam segala hal di aspek kehidupan.
Jika
memang ingin membuat dan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia yang sering
diwarnai dengan bara api panas yang sulit dipadamkana ini maka harus
benar-benar dimulai dari pembinaan mental dan karakter sejak dini, karena untuk
penanaman kembali nilai-nilai kehidupan lebih baik dimulai sejak dini. Apakah
kita ingin pendidikan di Indonesia ini hanya berjalan di tempat?, jika kita
merasa salah satu pihak yang mampu memberikan perubahan maka dengan tegas kita
menjawab TIDAK untuk pertanyaan itu. Perlu diingat bahwa, perubahan besar
dimulai dari perubahan yang kecil, jadi untuk mengubah sistem pendidikan
Indonesia yang kelam ini tidaj bisa instan melainkan melalui proses.
Sebagai
salah satu pihak dan komponen yang iktu serta dalam membuat gebrakan baru dalam
sistem pendidikan Indonesia ini maka kita berharap agar ironi dan perjalanan
kelam pendidikan di negeri ini menjadi cambuk yang permanen dalam memberikan
perjalanan demi memperbaiki dan membersihkandebu di bingkai pendidikan
Indonesia.
Kami
rasa cukup sekian yang dapat kami sampaikan, semoga pidato ini dapat menjadi
bukti bahwa kami sebagai kaum terpelajar senantiasa berusaha untuk membuat
gebrakan baru dalam pendidikan Indonesia. Akhir kata, kami selaku manusia biasa
yang bermulurkan dengan dosa tentunya tidak luput dari khilaf dalam penyampaian
pidato ini, untuk itu kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Sekian,
Selamat
siang dan terima kasih,
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar